Tari Saman
Tari Saman
Makna dan Fungsi
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian
pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan,
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau
pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili
masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para
pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara
bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih
muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga
dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua
grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam
mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Paduan Suara
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan
iringan alat musik, akan
tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi
dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang
pemimpin yang lazimnya disebut syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan
waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari
dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar
dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu, tarian ini pertunjukkan dalam acara
adat tertentu, di antaranya dalam upacara memperingati hari Maulid
Nabi Muhammad. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian
ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan
tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam
pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.
Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian
saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam:
1. Rengum, yaitu auman
yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu rengum
yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu
singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian
tengah tari.
4. Syekh, yaitu lagu yang
dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking,
biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang
diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Gerakan
Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi
unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga,
ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno,
kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair
dakwah islam demi memudakan dakwahnya .Dalam konteks kekinian, tarian ritual
yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tari Saman termasuk salah satu tarian yang cukup
unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya,
seperti gerak guncang, kirep, lingang,
surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa Bahasa Gayo).
Penari
Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau
puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan
tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2
orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di
era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila
ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai
gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur
gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman,
yaitu ganit.
Lihat pula
- Tari
Likok Pulo
- Tari Rapa'i Geleng
- Tari Rateb Meuseukat
- Tari
Ratoh Duek
- Tari Seudati
- Tari Ula-ula Lembing
Referensi
Pranala luar
- Video di YouTube
- · (Indonesia) Saman dibajak
- · (Indonesia) Tari saman dengan Sammaniyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar